Setelah khusuk berdoa
Pria tua itu menceritakan tentang masa lalunya
“Dulu aku adalah seorang pemabuk
Dua atau tiga guci tidaklah cukup bagiku
Aku juga sering melacur
Dua kali sepekan ku pergi ke lokalisasi
Seorang, dua atau bahkan tiga wanita sekaligus ku pesan
Ohh, betapa bergairahnya saat itu
Dan… dulu aku juga seorang penjudi
Kelihaianku menjadikanku kaya raya
Semuanya kuhabiskan tuk berfoya-foya
Ohh, betapa nikmatnya dunia ini
Hingga suatu ketika…. aku menghentikan semuanya”
“Mengapa anda berhenti??”, tanyaku
“Karena aku ketagihan.”, jawabnya dengan mantap
“Apa maksud anda?”, tanya seorang temanku
“Aku benar-benar menyukai semua kesenangan itu
Sehingga aku ingin menikmatinya sepanjang masa
Adapun caranya, pernah kubaca dalam sebuah buku tua
Bahwa aku, sementara waktu, di dunia ini saja
Harus mengganti semua kesenangan itu dengan amal shaleh
Dan, pasti kesenangan yang abadi kan ku dapat
Kelak di hari kemudian, untuk selama-lamanya.”
Sambil berdiri dan bersiap melanjutkan perjalanannya,
Pria itu berkata :
“adakalanya lembah maksiat merupakan jalan dan proses menuju keshalehan. Namun tidak perlu dan jangan mencoba melaluinya untuk menjadi orang yang shaleh.”
Puisi yang menggugah hati, ibnu ‘athoillah assakandari pernah bilang, “kejahatan yang membuahkan tawadlu’ dan kerendahan hati lebih baik daripada kebaikan yang membuahkan keangkuhan dan kesombongan”. makasih kunjungannya, met kenal juga.
ya, sama-sama..
oh iya makasih udh nyempetin waktu buat baca tulisannya..
ya salam kenal juga…
makasih udh nyempetin baca tulisan nya..